Sampurasun.
1. Pohon Kalpataru = Pohon Hayat = Pohon Kehidupan = Pohon Keluarga = Family Tree
- - “Pohon Keluarga” adalah silsilah manusia dari masa lalu ke masa kini (hingga masa depan).
- - Matarantai keturunan (hubungan pertalian keluarga) yang telah, masih, dan akan berlangsung.
- Kalpataru, ialah pohon yang tumbuh di Sawargaloka. (*Sawaruga / Swaraga / Suwaruga / Suwarga / Surga, dll.)
- Arti “kalpataru” :
– Kala = Waktu
– Pa = Ruang / Tempat
– Taru = Tree / Pohon
* Ruang & Waktu adalah hukum “kehidupan”.
2. Surga, berasal dari beberapa kemungkinan kata :
- “Sawarga-loka” :
– Sa = Kebersatuan
– Warga = Keluarga
– Loka = Tempat
- “Suwaruga-loka” :
– Su = Sejati
– Waruga = Tubuh / Raga
- “Suwarga-loka” :
– Su = Sejati
– Warga = Keluarga
- “Swarga-loka” :
– Swa = Diri Sendiri
– Raga = Raga
- Beberapa catatan menyebutkan tentang keadaan "surga" : 1). Tempat tidur yang sangat nyaman, tentram, damai & penuh cinta-kasih serta kenikmatan. 2).Tempat yang menyediakan segala sumber makanan & minuman... dll.
3. ADAMAH & HAWA, merupakan tahap pembentukan raga tubuh manusia.
- Lemah = Tanah
- Apah = Air
- Adamah = Lumpur
- Hawa = Udara
- A-blas / A-blasa sekarang kita mengenalnya sebagai "I-blis", artinya adalah “tidak dapat kembali / yang tidak dapat balik lagi” - (Tidak mem-Balas) ”.
- Adam & Hawa adalah :
- Kisah Adam & Hawa dalam Pikukuh Sunda tidak ada kaitannya dengan persoalan manusia pertama yang ada di planet Bumi, melainkan proses pembentukan manusia di dalam kandungan ibu hingga dilahirkan ke Bumi.
- ‘Lumpur’ (manusia) yang bertemu dengan udara (bernafas).
- Dzat Keras (Sari-pati Bumi) bersatu dgn Dzat Halus (Sari-pati Langit).
4. Kalpataru di Sawargaloka / Surga
- Pohon Hayat / Pohon Kehidupan itu maknanya adalah : “rahim tempat kandungan pada perempuan”
- Proses pem-BUAH-an terjadi pada Pohon Kehidupan / Pohon Hayat / Kalapataru di dalam kandungan ibu.
- Janin, dalam bahasa Arab diumpamakan sebagai Jan’nah (*Surga/Sawargaloka)
5. “Kita” sudah ada sebelum orang tua kita bertemu.(Indung lanjang - bapa bujang urang geus magelaran).
- Keberadaan “sari pati hayati” sudah ada di alam sebelum raga (manu) hadir dalam kandungan ibu, bahkan sebelum menjadi sperma (mani) di bapa, sari pati hayati itu adalah :
- – Nabati & Hewani
- – Tanah, Air, Angin, Api,
- – Ruang & Waktu
6. Dari Mani Menuju Manu
- Pada laki-laki, dari sari pati makanan & minuman, “mani” yang sempurna terbentuk dalam waktu 40 hari (matang).
- Pada perempuan, mani berobah menjadi “manu” & terbentuk dalam waktu 7 / 9 bulan (matang).
- Bapak pembentuk “mani” (sperma) & Ibu pembentuk “manu”, keduanya melakukan proses pemindahan; dari Maniloka menuju Sawargalokahingga terbentuklah POHON KELUARGA (Pohon Hayat / Kalpataru) dan kelak pada waktunya hasil pembuahan yang sudah MATANG harus turun dari pohon kehidupan itu untuk memasuki NARALOKA.
- Maka dari itu dalam Pikukuh Sunda dikatakan : “Bapa Tangkal Darajat, Indung Tunggul Rahayu”.
7. Dari Surga Turun ke Neraka
Seperti halnya istilah Sawargaloka yg menjadi"Surga", demikian pula dgn Neraka berasal dari kata Naraloka
- Naraloka / Naraka artinya; “tempat yang disinari oleh matahari / terkena cahaya matahari”.
- Contoh penerapan istilah “NAR” :
– Sinar = Sumber Cahaya
– Benar = Terang
– Tenar = Cemerlang / Bersinar
- Lunar = Bulan (satelit yang tersinari oleh matahari)
- Di Jepang terdapat kuil NARA yang artinya Kuil Matahari.
- Dalam bahasa Arab; Nar diartikan sebagai“Naraka / Neraka / Naraloka”.
- Manusia yang telah ‘turun’ (keluar) dari Sawargaloka (rahim ibu) akan tersinari oleh matahari dan terkena hukum kehidupan.
- Naraka / Neraka adalah konsep ruang & waktu yang jadi pengikat kehidupan ragawi.
- Naraka terbagi 7 lapis (waktu), dan wujud yang terdalam adalah “sengsara / nelangsa” yaitu suatu kondisi batin yang sangat luar-biasa.
8. Dari Naraloka Menuju Nirwana
- Nir = Tanpa / Tidak
- Wana = ...istilah untuk kehidupan yang bersifat (berwatak) duniawi.
- Nirwana = tidak terkena oleh hukum kehidupan atau terbebas dari ikatan keduniawian.
- Manusia harus kembali kepada Yang Maha Kuasa tanpa membawa “dzat maupun sifat”keduniawiannya (MOKTA / MOKSA).
9. KESIMPULAN
- Manusia tidak boleh melupakan jati-dirinya yang tertera dalam KALPATARU (Pohon Hayat / Pohon Keluarga / Family Tree).
- Surga & Neraka merupakan kata lain dari “kembali memasuki kehidupan duniawi” (REINKARNASI) atau tidak dapat memanunggal dengan Yang Maha Kuasa.
_/|\_ Tabe Pun
Rahayu Sagung Dumadi